Perintah Presiden Rusia Vladimir Putin untuk gencatan senjata selama tiga hari dengan Ukraina mulai berlaku pada hari Kamis (8/5). Ini merupakan langkah yang menurut Rusia akan menguji kesiapan Ukraina untuk perdamaian, tetapi Ukraina telah mengecamnya sebagai sandiwara.
Tidak jelas apakah kedua belah pihak mematuhi gencatan senjata tersebut. Dilansir kantor berita AFP, Kamis (8/5/2025), situasi relatif tenang semalam, meskipun militer Ukraina mengatakan pada Kamis pagi waktu setempat, bahwa pasukan Rusia telah melancarkan serangan udara di wilayah Sumy, Ukraina timur. Kyiv tidak melaporkan adanya kerusakan atau korban.
Putin telah secara sepihak memerintahkan gencatan senjata sementara bertepatan dengan parade Hari Kemenangan Moskow pada hari Jumat (9/5) besok.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ukraina tidak pernah menyetujui usulan tersebut, telah menolaknya sebagai sandiwara, dan sebaliknya menyerukan gencatan senjata selama 30 hari.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah berupaya mengakhiri serangan militer tiga tahun Moskow terhadap Ukraina sejak pelantikannya pada bulan Januari lalu. Namun, sejauh ini dia gagal meredakan permusuhan antara kedua musuh tersebut.
Beberapa jam sebelum perintah gencatan senjata Putin dijadwalkan mulai berlaku, Moskow dan Kyiv melancarkan serangan udara, yang memicu penutupan bandara-bandara di Rusia dan menewaskan sedikitnya dua orang di Ukraina.
Bandara Nizhny Novgorod di Rusia ditutup selama sekitar satu setengah jam pada Kamis pagi waktu setempat “untuk memastikan keselamatan penerbangan pesawat sipil”, menurut juru bicara Badan Transportasi Udara Federal.
Kremlin mengatakan pasukan Rusia akan menghormati perintah Putin, tetapi akan menanggapi “segera” jika diserang.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini